film indonesia


FILM INDONESIA

Ada 3 alasan kenapa kita perlu membicarakan tentang film Indonesia, antara lain:

  1. Film merupakan salah satu bagian dari industri kreatif.

Tren pertrumbuhan film dalam 3 tahun terakhir naik menjadi 15%.

Untuk tahun 2006 industri film menyumbang 33.5% dari Pendapatan Domestik Bruto. Jumlah ini 6 kali lebih besar dari pemasukan dari sektor minyak dan gas bumi untuk periode yang sama.

  1. Jumlah produksi film Indonesia terus meningkat.

Hal ini berarti bahwa secara bisnis, prospek film Indonesia sebagai industri komersial juga meningkat.

  1. Penonton film di Indonesia masih lebih suka menonton film Indonesia

Data jumlah penonton film di Indonesia untuk tahun 2006 menunjukkan bahwa:

Film Indonesia

Penonton: 12 juta

Judul: 40 judul

Rata-rata film Indonesia ditonton oleh 300 ribu orang per judul

Film asing

Penonton: 23 juta

Judul: 188 judul

Rata-rata film asing ditonton oleh 122 ribu orang per judul

Sejarah singkat perkembangan industri film Indonesia

1900 Bioskop pertama muncul di Indonesia

1920 Produksi film dalam negeri pertama yang berjudul “Loetoeng Kasaroeng”. Dalam produksi film ini, kru-kru yang memproduksinya masih merupakan orang-orang Belanda.

1931 Film dengan suara pertama muncul, yaitu “Boenga Roos”. Kemunculan film ini merupakan kemajuan besar bagi industri film Indonesia karena hanya berjarak 4 tahun dengan Amerika yang pertama kali memproduksi film dengan suara.

1936 Film pertama yang menggunakan Bahasa Indonesia “Terang Boelan”.

1939 Pecahnya Perang Dunia II di Eropa oleh Adolf Hitler. Akibat peristwa ini, produksi film Eropa menurun dan mereka pun tidak bisa mengirim film ke Indonesia. Karena permintaan pasar akan film sangat besar maka orang Indonesia pun memproduksi film sendiri dari yang semula hanya 5 judul per tahun menjadi 13 judul per tahun.

1940 – 1941 Industri film terus berkembang hingga menghasilkan 41 judul per tahun.

1942 Jepang menguasai Indonesia dan melarang produksi film kecuali untuk keperluan propaganda Jepang.

1945 – 1947 Film dokumenter perang marak beredar.

1950 Film pertama produksi orang Indonesia “Darah dan Doa” dibuat. Hari pertama produksi film ini diperingati sebagai Hari Film Nasional.

SETELAH ITU... Jumlah produksi film Indonesia relatif stabil dengan rata-rata 20 – 70 judul per tahun . Kondisi ini berlangsung sampai tahun 1977.

1978 Harga minyak dunia naik yang berimbas pada naiknya perekonomian Indonesia. Banyak orang yang berbondong-bondong menanamkan modalnya di industri film sehingga produksi film Indonesia kala itu mencapai 134 judul per tahun.

1992 – 1997 Film Indonesia tersingkir dari bioskop-bioskop kelas atas. Industri film Indonesia mati suri.

Ada beberapa alasan mengapa industri film Indonesia sampai mengalami mati suri, diantaranya yaitu:

  • Teknologi home video mulai marak di Indonesia. Ditambah lagi banyaknya video bajakan sehingga orang lebih memilih menonton film bajakan di rumah.
  • Mulai membesarnya raksasa Studio 21 yang memperkenalkan studio multiplex dan kebanyakan dibangun di mall-mall sehingga menyebabkan matinya bioskop-bioskop lainnya.
  • Adanya monopoli impor film dan penghapusan quota film asing.

Mengapa film-film Indonesia tidak bisa melawan film-film impor?

  • Karena membesarnya Studio 21 penonton film jadi lebih spesifik yaitu kelas atas dan berpendidikan.
  • Banyak pembuat film di Indonesia yang membuat film sekedarnya dan tidak mengikuti perkembangan dunia film internasional.
  • Belum terbentuknya budaya menonton film di biokop pada masyarakat Indonesia.

Industri film di Indonesia bangkit lagi karena diawali oleh film “Kuldesak” yang dibuat oleh sekelompok orang yang ingin membuat film Indonesia bangkit lagi dan produksi film ini memakan waktu 2 tahun.

1998 Kuldesak beredar di bioskop

Menyusul “Daun di Atas Bantal”

2000 “Petualangan Sherina” berhasil meraih 1,4 juta penonton

“Jelangkung” 1 juta penonton

2002 “Ada Apa dengan Cinta?” berhasil meraih 2,4 juta penonton dan berhasil menjadi tren film remaja sampai sekarang ini.

SEJAK SAAT ITU... Jumlah produksi film per tahun dan jumlah penontonnya juga terus naik. Data tahun 2002 – 2003 menunjukkan bahwa film Indonesia ditonton oleh minimal 300 ribu orang per judul. Walaupun film horor ditonton oleh rata-rata 1 juta orang per judul. Sedangkan akhir-akhir ini yang sedang menjadi tren adalah film komedi dengan Nagabonar Jadi 2 yang meraih 2 juta penonton, Get Married yang meraih 1,5 juta penonton dan Quicky Express yang dalam 2 minggu pertama pemutarannya berhasil meraih 600 ribu penonton.

PROSES PRODUKSI FILM

Pra Produksi Produksi Pasca Produksi

Distribusi Promosi

Eksibisi

PRA PRODUKSI

Skenario Sutradara Budget

Modal Proyeksi

Skenario Sutradara Budget

Bintang

Modal Proyeksi

PRODUKSI

Produksi

Sound Casting

Make-up Sutradara Camera

Wardrobe Lighting

Artistik Lokasi

PASCA PRODUKSI

Processing Editing Digital Pre-Mixing

Musik

Indonesia Editing Film Mixing

Luar negeri Film Printing Film

negative outing kine tranfer

PROMOSI

Promosi film Indonesia biasanya dibantu oleh sponsorship, media partner, produk generatif sepert soundtrack dan novel serta event promo.

Bagaimana sebuah film bisa membalikkan modalnya?

  • Bioskop
  • TV
  • DVD / VCD / Home Video
  • Cable TV
  • Merchandising
  • Internet
  • Internasional
  • HP
  • dll



0 comments

Posting Komentar

 
|  tugas blog MKT11-3C. Blogger Template By Lawnydesignz Powered by Blogger